Jangan Dipaksakan, Inilah Tanda Harus Istirahat dari Sosial Media demi Kesehatan Mental Menurut IDI Bandar Lampung

oleh
oleh
Jangan Dipaksakan, Inilah Tanda Harus Istirahat dari Sosial Media demi Kesehatan Mental Menurut IDI Bandar Lampung
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ WOKANDAPIX

Sorotmedia.com – Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental jika tidak dikelola dengan bijak.

Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi.

Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga dapat menjadi sumber stres, kecemasan, dan perasaan tidak puas jika digunakan tanpa batasan.

Laporan dari IDI Bandar Lampung melalui idibandarlampung.org menyoroti pentingnya kesadaran akan dampak media sosial pada kesehatan mental masyarakat Indonesia.

Tanda-Tanda Anda Perlu Istirahat dari Media Sosial

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang perlu beristirahat dari media sosial.

Pertama, munculnya perasaan lelah, stres, atau cemas setelah menggunakan media sosial dalam waktu lama.

Kedua, Anda mulai membandingkan hidup Anda dengan orang lain yang terlihat lebih “sempurna” di dunia maya.

Ketiga, waktu yang dihabiskan untuk media sosial mengurangi kualitas hubungan nyata dengan keluarga atau teman.

Keempat, adanya dorongan untuk terus memeriksa notifikasi meskipun Anda sedang sibuk atau tidak membutuhkan informasi penting.

Kelima, pola tidur terganggu karena kebiasaan mengecek media sosial sebelum tidur atau segera setelah bangun tidur.

Dampak Negatif Media Sosial pada Kesehatan Mental

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan perasaan kesepian.

Hal ini sering kali disebabkan oleh fenomena “Fear of Missing Out” (FOMO), yaitu ketakutan akan ketinggalan informasi atau tren yang sedang viral.

Cyberbullying juga menjadi ancaman serius, terutama bagi remaja, dengan banyaknya kasus komentar negatif atau ancaman di dunia maya.

Paparan konten yang terus-menerus, termasuk berita buruk atau gambar kekerasan, dapat menyebabkan kelelahan emosional.

Beberapa platform media sosial dirancang untuk menciptakan kecanduan, seperti fitur gulir tanpa henti, yang memicu pelepasan dopamin di otak.

Cara Mengelola Hubungan dengan Media Sosial

Visited 8 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.