Sorotmedia.com -Aksi premanisme kembali mencoreng ketenangan warga Pasar Baru Majalaya, Kabupaten Bandung, Selasa (31/1) dini hari.
Seorang pedagang gorengan menjadi korban pemalakan oleh pemuda yang kemudian mengacungkan senjata tajam karena tidak puas dengan pemberian uang Rp10 ribu.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, Polsek Majalaya berhasil menangkap dua pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut, menciptakan rasa aman bagi warga.
Pasar Baru Majalaya, salah satu pusat aktivitas perdagangan di Kabupaten Bandung, mendadak menjadi sorotan setelah sebuah video viral memperlihatkan aksi premanisme.
Dalam video tersebut, seorang pemuda tampak memalak pedagang gorengan. Ironisnya, meski telah diberi uang, pemuda itu kembali sambil membawa senjata tajam berupa golok.
Menurut informasi yang beredar, pemuda tersebut tiba-tiba mendatangi pedagang dan meminta uang secara paksa.
Pedagang yang merasa terancam akhirnya menyerahkan uang sebesar Rp10 ribu. Namun, hal itu tidak cukup memuaskan pelaku.
Tidak lama kemudian, ia kembali dengan sikap yang lebih agresif, membawa golok, dan melontarkan ancaman. Peristiwa ini memicu ketakutan di kalangan pedagang lainnya.
Polsek Majalaya bergerak cepat begitu menerima laporan terkait insiden tersebut.
Kapolsek Majalaya mengungkapkan bahwa pihaknya langsung membentuk tim khusus untuk menyelidiki kejadian tersebut.
Berkat upaya cepat dan koordinasi yang baik, kurang dari 24 jam setelah video itu viral, dua orang pelaku berhasil ditangkap.
Dalam keterangan resmi, Polsek Majalaya menjelaskan bahwa kedua pelaku adalah warga setempat yang sering melakukan tindakan serupa di wilayah tersebut.
Penangkapan ini dilakukan di sebuah tempat yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan untuk mengancam korban juga berhasil diamankan oleh pihak berwajib.
Masyarakat setempat mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam menangani kasus ini.
Salah seorang pedagang di Pasar Baru Majalaya mengungkapkan rasa lega atas penangkapan tersebut.
Insiden ini juga menjadi pengingat pentingnya keamanan di tempat-tempat umum seperti pasar.
Para pedagang di Pasar Baru Majalaya berharap pihak kepolisian terus meningkatkan patroli di kawasan tersebut.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada dan segera melapor jika melihat adanya tindakan mencurigakan.
Aksi premanisme seperti ini tidak hanya merugikan korban secara materi, tetapi juga menciptakan trauma dan ketidaknyamanan bagi warga sekitar.
Oleh karena itu, kerja sama antara masyarakat dan kepolisian sangat diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan.
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden serupa yang sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Namun, langkah cepat dan tegas Polsek Majalaya patut dijadikan contoh dalam menangani kasus premanisme. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama dan respons yang sigap, ancaman keamanan dapat segera ditangani.***