Daftar Isi
Sorotmedia.com – Penggunaan gadget sebelum tidur telah menjadi kebiasaan yang meluas, namun dampaknya terhadap kualitas tidur semakin menjadi perhatian.
Interaksi dengan layar gadget, terutama sebelum tidur, terbukti memengaruhi hormon melatonin, yang mengatur siklus tidur. Ini dapat menyebabkan gangguan pada ritme tidur alami seseorang.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cianjur via idicianjur.org, menyoroti bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kualitas tidur buruk, yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental masyarakat.
Pengaruh Gadget pada Kualitas Tidur
Paparan sinar biru dari layar gadget dapat menekan produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang membantu tubuh untuk merasa mengantuk. Ketika produksinya terganggu, waktu yang dibutuhkan untuk tidur menjadi lebih lama.
Selain itu, kebiasaan menggunakan gadget sering kali melibatkan aktivitas yang merangsang otak.
Contohnya adalah bermain game, menonton video, atau berselancar di media sosial, yang dapat menunda proses relaksasi tubuh.
Data dari jurnal kesehatan menunjukkan bahwa mayoritas pengguna gadget sebelum tidur memiliki kualitas tidur buruk. Sebuah studi di Indonesia menemukan bahwa 98,2% dari responden yang menggunakan gadget secara intensif mengalami gangguan tidur.
Implikasi bagi Kesehatan
Kualitas tidur yang buruk tidak hanya memengaruhi produktivitas sehari-hari, tetapi juga berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Kurangnya istirahat yang berkualitas dapat memicu gangguan kardiovaskular, obesitas, hingga gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Studi menunjukkan bahwa kelompok usia muda, terutama remaja, adalah populasi yang paling rentan. Sebuah penelitian menemukan bahwa lebih dari 50% remaja dengan kebiasaan menggunakan gadget intensif sebelum tidur mengalami insomnia kronis.
Edukasi dan Solusi dari IDI Cianjur
IDI Cianjur mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan gadget, terutama menjelang waktu tidur. Organisasi ini merekomendasikan untuk berhenti menggunakan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur.
Alternatif yang dianjurkan termasuk membaca buku fisik atau mendengarkan musik relaksasi. Aktivitas ini membantu tubuh dan pikiran memasuki kondisi relaksasi yang mendukung tidur berkualitas.
IDI Cianjur juga bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya kebiasaan ini. Kampanye melalui seminar kesehatan dan media sosial telah dilakukan untuk menjangkau masyarakat luas.