Apakah Rabies Bisa Menular dari Manusia ke Manusia?

oleh
oleh
Apakah Rabies Bisa Menular dari Manusia ke Manusia
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ Nick_the_Photographer

Sorotmedia.com – Rabies adalah penyakit virus yang biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi.

Menurut pafibondowosokab.org, virus ini menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan gejala seperti demam, kegelisahan, halusinasi, dan kelumpuhan.

Jika tidak segera diobati, rabies hampir selalu berakibat fatal. Namun, satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah rabies bisa menular dari manusia ke manusia?

Pada umumnya, rabies ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran.

Hewan mamalia seperti anjing, kelelawar, dan rakun adalah sumber utama penularan virus rabies kepada manusia.

Namun, meskipun kasus rabies antara manusia sangat jarang terjadi, ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa penularan ini mungkin saja terjadi, meskipun dalam kondisi yang sangat spesifik dan tidak umum.

Penularan rabies antar manusia tidaklah biasa, tetapi bukan berarti mustahil. Salah satu contoh kasus yang tercatat adalah penularan melalui transplantasi organ.

Pada tahun 2004, seorang wanita di Amerika Serikat tertular rabies setelah menerima transplantasi organ dari seorang donor yang terinfeksi rabies.

Meskipun kasus ini sangat jarang, hal ini menunjukkan bahwa penularan antara manusia bisa terjadi dalam kondisi yang tidak biasa ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ini bukanlah jalur penularan yang umum, dan kasus serupa sangat sedikit.

Penularan rabies melalui gigitan atau pertukaran air liur antara manusia dalam situasi biasa juga tidak dianggap sebagai risiko signifikan.

Virus rabies tidak dapat menyebar melalui udara, dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa rabies bisa menular hanya dengan berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi rabies.

Penularan rabies hanya bisa terjadi jika ada kontak langsung dengan air liur penderita yang terinfeksi, seperti dalam kasus yang sangat langka dari gigitan atau transplantasi organ.

Ada kemungkinan lain bahwa rabies dapat menular melalui air liur seseorang yang terinfeksi jika air liur tersebut mengenai luka terbuka atau membran mukosa (seperti mata, mulut, atau hidung).

Namun, metode penularan ini tidak banyak tercatat dalam literatur medis. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa penularan rabies melalui air liur manusia sangat jarang terjadi dan tidak dianggap sebagai faktor risiko utama dalam penyebaran penyakit ini.

Penting untuk dicatat bahwa rabies dapat dicegah dengan pengobatan yang tepat setelah terpapar.

Jika seseorang digigit hewan yang terinfeksi rabies, menerima vaksinasi post-exposure (PEP) segera setelah terpapar bisa mencegah timbulnya gejala dan kematian.

PEP terdiri dari serangkaian vaksin rabies, dan dapat menyelamatkan nyawa jika diberikan sebelum gejala muncul.

Setelah gejala muncul, rabies hampir selalu berakibat fatal, dan tidak ada pengobatan yang efektif untuk membalikkan penyakit ini pada tahap tersebut.

Penyebaran rabies antara manusia memang sangat jarang terjadi, namun ada beberapa kasus langka yang menunjukkan bahwa penularan bisa terjadi, terutama melalui transplantasi organ.

Sebagian besar kasus rabies disebabkan oleh gigitan hewan terinfeksi, khususnya anjing, dan rabies dapat dicegah dengan perawatan medis yang tepat setelah terpapar.

Secara keseluruhan, meskipun penularan rabies dari manusia ke manusia sangat jarang, tetap ada kemungkinan tersebut dalam situasi tertentu, seperti melalui transplantasi organ.

Sebagian besar penularan rabies tetap terjadi karena gigitan hewan yang terinfeksi, dan pencegahan terbaik adalah dengan segera mendapatkan perawatan medis yang sesuai setelah terpapar.***

Visited 33 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.