Rumah sakit dan puskesmas di Atambua telah dilatih untuk memberikan penanganan pertama pada kasus luka bakar.
Masyarakat juga diajarkan cara memberikan pertolongan pertama yang benar.
Pertolongan pertama yang salah justru dapat memperburuk kondisi luka bakar.
IDI Atambua mengingatkan bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk mencegah cedera akibat petasan.
Pihak sekolah dan komunitas harus ikut berperan dalam menyebarkan informasi mengenai bahaya petasan.
IDI Atambua berharap pemerintah dapat memperketat aturan penjualan petasan.
Aturan yang lebih ketat dapat meminimalkan akses anak-anak terhadap barang berbahaya ini.
WHO juga merekomendasikan pelarangan petasan di beberapa negara untuk melindungi anak-anak.
Langkah ini telah dilakukan di beberapa negara maju yang melarang total penggunaan petasan di luar acara resmi.
Di Indonesia, perlu ada kesadaran kolektif untuk melindungi anak-anak dari bahaya ini.
IDI Atambua mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam upaya ini.
Keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab bersama yang tidak boleh diabaikan.***





