Daftar Isi
Sorotmedia.com – Marah yang berlebihan ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga memengaruhi metabolisme tubuh secara signifikan.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Grobogan (idikabgrobogan.org), emosi negatif seperti marah dapat memicu lonjakan hormon stres yang berpengaruh buruk pada fungsi metabolisme.
Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Penelitian menunjukkan bahwa hormon stres, seperti kortisol, memainkan peran penting saat seseorang sedang marah.
Dalam jangka pendek, kortisol membantu tubuh bereaksi terhadap situasi darurat.
Namun, jika hormon ini dilepaskan secara terus-menerus karena sering marah, efeknya dapat mengganggu keseimbangan metabolisme tubuh.
Dampak Marah pada Metabolisme
Ketika seseorang marah, tubuh melepaskan kortisol bersama dengan adrenalin. Kedua hormon ini memengaruhi metabolisme glukosa, lemak, dan protein dalam tubuh.
Produksi kortisol yang berlebihan dapat menghambat proses metabolisme yang sehat, seperti pengaturan kadar gula darah dan penyerapan nutrisi.
Stres kronis yang disebabkan oleh marah berlebihan juga dapat memicu resistensi insulin.
Hal ini meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, kelebihan kortisol dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut, yang dikenal sebagai obesitas visceral.
Marah juga memengaruhi proses pencernaan. Ketika tubuh dalam keadaan stres, aliran darah yang seharusnya menuju sistem pencernaan dialihkan ke otot dan otak sebagai respons terhadap “fight or flight”.
Akibatnya, penyerapan nutrisi menjadi tidak optimal, yang dapat menyebabkan masalah seperti gangguan lambung dan kelelahan.