Sorotmedia.com – Tol Cipularang kembali mencatat peristiwa tragis pada Senin (11/11) sore, dengan kecelakaan beruntun yang melibatkan puluhan kendaraan.
Dalam insiden ini, satu korban jiwa dilaporkan meninggal, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Tragedi ini menambah daftar panjang kecelakaan di tol yang sudah lama dikenal rawan dan berbahaya bagi pengendara.
Tol Cipularang awalnya dibangun untuk menghubungkan Jakarta dan Bandung, dengan tujuan mempercepat akses antara dua kota besar ini.
Proyek ini sudah direncanakan sejak 1991 dengan rute awal melewati Tambun atau Cikarang, dilanjutkan melalui Jonggol, Cianjur, dan Padalarang.
Pada tahap awal perencanaan, jalan ini dikenal dengan nama Tol Cigolarang, namun pembangunannya tertunda karena berbagai faktor, termasuk krisis moneter dan gagalnya pemindahan ibu kota ke Jonggol.
Setelah mengalami penundaan, pembangunan tol ini akhirnya dilanjutkan pada tahun 2003, bersamaan dengan persiapan Konferensi Asia-Afrika yang akan digelar.
Proyek ini selesai dan diresmikan pada 12 Juli 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan sejak itu menjadi rute penting yang mempersingkat waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung.
Tol Cipularang memiliki panjang 64,4 kilometer dan dikenal dengan pemandangannya yang indah, melewati bukit dan lembah yang menawarkan panorama menarik bagi pengendara.
Namun, pemandangan yang indah ini juga membawa risiko tersendiri, karena medan yang curam dan berkelok-kelok menjadi tantangan tersendiri dalam mengemudi, terutama saat kondisi cuaca buruk.
Meski dirancang untuk mempercepat perjalanan antar kota, Tol Cipularang juga diakui oleh Jasa Marga sebagai jalan dengan tingkat risiko tinggi akibat kontur geografisnya yang menantang.