Jika laptop berhasil menyala dan masuk ke menu, ini adalah indikasi bahwa masalahnya mungkin ada pada baterai atau koneksi antara baterai dan laptop.
Setelah laptop menyala tanpa baterai, langkah berikutnya adalah mematikannya kembali.
Setelah laptop mati, baterai bisa dipasang kembali ke tempatnya. Pastikan baterai terpasang dengan benar dan tidak ada konektor yang kendor atau tidak terhubung dengan baik.
Setelah itu, laptop bisa dinyalakan kembali seperti biasa. Menurut pengalaman Irvan, langkah-langkah ini biasanya efektif dalam mengatasi masalah baterai yang tidak bisa mengisi daya dan terus berada di angka 0%.
Irvan juga menjelaskan bahwa langkah-langkah ini hanya akan berhasil jika masalahnya terletak pada driver atau sisa listrik yang tertahan di sistem laptop.
“Kalau masalahnya ada di baterai itu sendiri, seperti sel yang rusak atau sudah terlalu tua, langkah-langkah ini mungkin tidak akan berhasil,” katanya.
Dalam kasus seperti itu, penggantian baterai mungkin menjadi solusi terakhir yang harus diambil.
Selain itu, Irvan juga menyarankan untuk memeriksa kondisi fisik charger dan port pengisian daya pada laptop.
Kadang-kadang, masalah pengisian daya bisa disebabkan oleh port yang longgar atau rusak.
Jika port pengisian daya tidak terhubung dengan baik ke charger, maka pengisian daya tidak akan berjalan dengan optimal.
“Jangan lupa juga untuk memeriksa kabel charger. Jika ada kabel yang putus atau terkelupas, ini juga bisa mempengaruhi proses pengisian daya,” kata Irvan.
Irvan juga menambahkan bahwa beberapa laptop memiliki fitur bawaan yang membatasi pengisian daya baterai hingga persentase tertentu.
Fitur ini biasanya bertujuan untuk memperpanjang umur baterai dengan mencegah pengisian penuh secara terus-menerus.
Pengguna bisa memeriksa pengaturan daya di sistem operasi untuk memastikan bahwa fitur ini tidak diaktifkan secara tidak sengaja.