Jika setelah mencoba semua langkah tersebut masalah masih belum teratasi, Irvan menyarankan untuk membawa laptop ke teknisi profesional.
Masalah yang lebih kompleks, seperti kerusakan pada motherboard atau komponen pengisian daya internal, mungkin memerlukan penanganan khusus.
“Kalau masalahnya ada di komponen internal, biasanya sudah di luar kemampuan pengguna untuk memperbaikinya sendiri. Lebih baik dibawa ke teknisi agar tidak semakin parah,” jelas Irvan.
Baterai laptop yang terus berada di 0% saat diisi daya tentu merupakan masalah yang serius, apalagi jika laptop tersebut sering digunakan untuk pekerjaan atau keperluan sehari-hari.
Irvan mengingatkan pentingnya merawat baterai dengan baik untuk mencegah masalah seperti ini.
Penggunaan charger yang berkualitas dan sesuai spesifikasi, serta tidak membiarkan baterai terus-terusan kosong atau terlalu penuh, bisa membantu memperpanjang umur baterai laptop.
Ia juga menyarankan agar tidak membiarkan laptop terhubung dengan charger terus-menerus saat digunakan.
Meski beberapa laptop modern sudah dilengkapi dengan teknologi yang mencegah pengisian daya berlebihan, tetap disarankan untuk mencabut charger saat baterai sudah penuh.
“Lebih baik kalau pengisian daya dilakukan saat baterai sudah berada di bawah 20%. Jangan tunggu sampai benar-benar habis atau tetap dicolok saat sudah penuh,” pungkasnya.
Dalam beberapa kasus, masalah baterai yang tidak bisa mengisi daya juga bisa disebabkan oleh pembaruan perangkat lunak yang tidak sesuai.
Beberapa laptop memerlukan driver atau firmware tertentu agar baterai dapat terisi dengan baik.
Irvan menyarankan untuk selalu memastikan bahwa sistem operasi dan driver laptop selalu diperbarui ke versi terbaru.
“Kadang ada pembaruan yang memperbaiki masalah kompatibilitas pengisian daya. Jadi, selalu pastikan semuanya up to date,” kata Irvan.
Irvan juga membagikan pengalamannya saat menangani kasus serupa pada beberapa merek laptop.
Menurutnya, beberapa merek laptop lebih rentan terhadap masalah baterai ini dibandingkan dengan yang lain.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan desain atau kualitas komponen yang digunakan.
Namun, ia menekankan bahwa langkah-langkah yang dijelaskan di atas berlaku untuk hampir semua jenis laptop, terlepas dari mereknya.
