Sorotmedia.com – Jakarta, 22 April 2025 – Seorang wartawan paruh baya yang sedang meliput simulasi di kawasan Halim, Jakarta Timur, hampir saja mengalami pingsan mendadak. Kejadian tersebut langsung menarik perhatian sejumlah wartawan lain yang berada di lokasi, serta petugas medis dari TNI yang juga berada di tempat tersebut. Beruntung, korban yang diduga mengalami serangan jantung tersebut segera mendapatkan pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa siang, 22 April 2025, saat sedang berlangsung simulasi yang digelar di Halim. Saat itu, seorang wartawan dari media online Metroheadline.com yang berusia paruh baya mendadak terjatuh dan mengalami kondisi yang sangat kritis. Kejadian ini sontak membuat suasana menjadi tegang, namun untungnya, ada wartawan lain yang segera menyadari kejadian tersebut dan bertindak cepat.
Menurut penuturan seorang wartawan yang menyaksikan kejadian tersebut, dia sedang berbincang dengan beberapa kolega wartawan lain ketika melihat korban berdiri di samping motor, tiba-tiba terhuyung dan hampir jatuh. “Saya lihat bapak ini tiba-tiba goyah, langsung saya lari ke arah dia dan menahan tubuhnya yang hampir terjatuh,” ujar wartawan tersebut.
Kondisi korban semakin memburuk setelah itu. Meskipun sempat mengaku tidak merasakan sakit, korban mengeluhkan tangannya yang bergetar. “Dia bilang tangan nggak apa-apa, cuma getar, tapi saya langsung merasa ada yang nggak beres dengan kondisinya,” lanjutnya.
Saat korban mulai sempoyongan, wartawan tersebut berusaha membantunya duduk di tempat yang lebih teduh. Namun, kondisinya semakin memburuk. Tanpa bisa berbicara, mata korban terlihat melotot dan tubuhnya hampir terjatuh ke belakang. “Saya langsung curiga, dan akhirnya saya cari air minum buat dia. Saya ajak ngobrol, tapi dia sudah nggak bisa ngomong sama sekali,” ungkapnya.
Menyadari bahwa korban membutuhkan pertolongan lebih lanjut, wartawan tersebut segera meminta bantuan tim medis dari TNI yang kebetulan sedang berada di lokasi untuk simulasi tersebut. “Saya lihat dia pucat, lemas, dan nggak bisa bicara. Langsung saya minta bantuan anggota TNI untuk memanggilkan tim medis,” ujar wartawan tersebut.
Setelah diperiksa oleh tim medis, korban diduga mengalami serangan jantung. Dengan sigap, petugas medis memberikan oksigen semprot dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kondisinya yang semakin memburuk membuat tim medis segera memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. “Tim medis memberikan oksigen dan langsung mengangkat beliau ke IGD RS Halim untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan dalam memberikan pertolongan pertama di lokasi kejadian. Kecepatan dan ketepatan tindakan yang dilakukan oleh rekan wartawan dan TNI menunjukkan bagaimana kerja sama dalam menghadapi situasi darurat dapat menyelamatkan nyawa. Meskipun peristiwa ini cukup mengejutkan, keberhasilan penanganan cepat oleh pihak terkait memberi rasa lega bagi semua yang terlibat.
Kejadian ini juga memperlihatkan pentingnya kesigapan dalam menghadapi situasi medis yang mendadak, terutama bagi pekerja media yang sering berada di lapangan dalam kondisi yang tidak menentu. Selain itu, menunjukkan bagaimana kolaborasi antara wartawan, petugas medis, dan pihak keamanan dapat bekerja sama untuk memastikan keselamatan setiap individu yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan.
Menurut pafipckabbanyuwangi.org, peristiwa serangan jantung mendadak yang dialami oleh wartawan ini menjadi sorotan dalam dunia jurnalisme, di mana keselamatan para wartawan di lapangan seharusnya menjadi perhatian bersama. Kejadian ini menunjukkan bahwa walaupun pekerja media sering terpapar pada berbagai risiko di lapangan, pertolongan yang cepat dan koordinasi yang baik antara rekan-rekan sesama wartawan dan pihak keamanan dapat meminimalisir risiko yang lebih buruk.***