Resiko Berhubungan Badan Saat Datang Bulan, Waspadai Bahaya Infeksi Hingga Gangguan Kesehatan

oleh
oleh
Apakah Berhubungan via Jalur Belakang Aman bagi Kesehatan
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ AlexAntropov86

Sorotmedia.com – Hubungan intim saat menstruasi sering kali dipandang sebagai hal biasa, namun banyak yang belum menyadari potensi risiko kesehatan yang dapat muncul.

Sebagian pasangan menganggap berhubungan badan saat datang bulan tetap aman selama dilakukan dengan persetujuan bersama.

Namun, dari sudut pandang medis, aktivitas s3ksual saat menstruasi membawa potensi masalah yang perlu dipahami dengan serius.

Tanpa pemahaman yang tepat, hubungan intim di masa menstruasi dapat meningkatkan risiko berbagai infeksi dan gangguan reproduksi.

Saat menstruasi, tubuh perempuan mengalami perubahan biologis yang signifikan, termasuk pada sistem kekebalan dan kondisi di area reproduksi.

Lapisan rahim yang luruh menyebabkan dinding rahim menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan virus dari luar.

Selain itu, darah menstruasi sendiri menjadi medium yang kaya akan nutrisi bagi pertumbuhan mikroorganisme patogen.

Menurut beberapa studi medis, berhubungan saat haid meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit menular s3ksual seperti HIV, HPV, hingga herpes.

Dinding vagina yang lebih lembap dan terbuka akibat aliran darah memperbesar potensi patogen untuk menginfeksi lebih dalam.

Dalam kondisi tertentu, risiko terkena penyakit radang panggul (PID) juga meningkat, yang dalam jangka panjang dapat berujung pada masalah kesuburan.

Tak hanya itu, perempuan juga lebih rentan mengalami infeksi jamur ataupun bakteri vaginosis setelah berhubungan intim di masa haid.

Beberapa ahli kesehatan menyarankan untuk menggunakan pengaman seperti kondom guna meminimalkan risiko tersebut, namun tetap menekankan bahwa pencegahan terbaik adalah menunda aktivitas s3ksual sampai menstruasi selesai.

Selain infeksi, aktivitas s3ksual saat menstruasi juga meningkatkan risiko endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan rahim tumbuh di luar rahim dan menyebabkan nyeri hebat.

Beberapa teori medis menyebut bahwa tekanan saat berhubungan dapat mendorong jaringan menstruasi masuk ke dalam rongga perut, memperbesar kemungkinan endometriosis.

Kondisi ini bukan hanya menyebabkan rasa sakit berkepanjangan, tetapi juga menjadi salah satu penyebab utama ketidaksuburan pada perempuan.

Di sisi lain, bagi sebagian perempuan, orgasme saat menstruasi justru dapat membantu meredakan kram perut akibat kontraksi rahim yang intens.

Namun manfaat ini tidak serta-merta meniadakan risiko infeksi dan komplikasi lain yang jauh lebih berbahaya.

Secara psikologis menurut pafikalteng.org, berhubungan intim saat haid juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau stres, terutama jika salah satu pihak merasa terganggu oleh aspek kebersihan.

Komunikasi terbuka dan saling memahami menjadi sangat penting dalam menentukan keputusan untuk berhubungan intim selama masa ini.

Sebagian budaya dan agama juga memiliki pandangan tersendiri terkait larangan hubungan s3ksual saat menstruasi, yang umumnya didasarkan pada alasan kebersihan dan kesehatan.

Dari perspektif kesehatan masyarakat, menjaga kebersihan organ intim selama dan sesudah menstruasi sangat dianjurkan, terlebih jika tetap memilih berhubungan.

Membasuh dengan air bersih, menggunakan antiseptik ringan, serta segera mengganti sprei atau alas tidur yang terkena darah menjadi langkah penting.

Selain itu, berkonsultasi dengan dokter kandungan juga disarankan jika setelah berhubungan saat haid muncul gejala seperti nyeri panggul, keputihan berbau, atau pendarahan abnormal.

Penting untuk memahami bahwa tidak semua risiko bisa terlihat atau terasa langsung, karena beberapa infeksi dapat berkembang diam-diam tanpa gejala.

Maka dari itu, menjaga kesehatan reproduksi tidak hanya soal pengobatan saat sakit, tetapi juga pencegahan melalui perilaku s3ksual yang aman dan bertanggung jawab.

Dengan edukasi yang tepat, pasangan bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana dan menghindari kons3kuensi kesehatan jangka panjang.

Dalam kesimpulannya, berhubungan intim saat menstruasi memang mungkin dilakukan, namun memiliki risiko yang nyata terhadap kesehatan.

Mengutamakan keselamatan dan kebersihan menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas hidup reproduksi yang sehat.

Sebagai langkah pencegahan terbaik, menunggu hingga masa menstruasi selesai adalah pilihan paling bijak yang bisa diambil pasangan.

Jika tetap memutuskan berhubungan saat haid, penggunaan pelindung serta perawatan kebersihan ekstra harus menjadi prioritas tanpa kompromi.

Langkah kecil dalam menjaga kesehatan reproduksi hari ini akan berdampak besar dalam menjaga kualitas hidup di masa depan.***

Visited 3 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.