Daftar Isi
Stres dan ketegangan psikologis juga memainkan peran penting dalam kesehatan pencernaan, termasuk bagi penderita asam lambung.
Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD.
Pada saat yang sama, stres juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, di mana tubuh bereaksi dengan memproduksi lebih banyak gas di saluran pencernaan, yang akhirnya membuat perut terasa kembung.
Bagi penderita asam lambung, ketegangan otot-otot di sekitar perut dan diafragma akibat stres bisa memperburuk gejala refluks.
Ketika otot-otot ini tegang, tekanan pada lambung bisa meningkat, memicu cairan asam untuk naik ke kerongkongan lebih mudah.
Hal ini menciptakan lingkaran setan antara stres, refluks, dan kembung, yang kerap kali digambarkan sebagai masuk angin.
4. Pola Makan dan Gaya Hidup
Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat bisa memperburuk kondisi asam lambung dan memicu gejala kembung yang sering dikaitkan dengan masuk angin.
Makan terlalu cepat, makan dalam porsi besar, atau mengonsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak, dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung serta produksi gas dalam perut.
Makanan yang mengandung banyak lemak, misalnya, memperlambat pengosongan lambung sehingga makanan bertahan lebih lama di dalam perut dan memicu fermentasi yang menghasilkan gas.
Selain itu, posisi tubuh setelah makan juga berperan penting. Berbaring setelah makan bisa memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang seringkali menyebabkan rasa terbakar dan perut kembung.
Pada penderita asam lambung, posisi tidur yang tidak tepat bisa memicu perasaan kembung yang kemudian diasosiasikan dengan masuk angin.
5. Cuaca dan Perubahan Suhu
Di Indonesia, istilah masuk angin seringkali diasosiasikan dengan perubahan cuaca, terutama saat suhu dingin atau berangin.
Meskipun secara medis tidak ada hubungan langsung antara cuaca dingin dengan produksi gas dalam lambung, perubahan cuaca bisa memengaruhi kondisi fisik secara keseluruhan.
Pada penderita asam lambung, cuaca dingin bisa memicu stres pada tubuh, yang pada akhirnya dapat memperburuk gejala refluks dan kembung.***