Lebih Mematikan Diabetes atau Kolesterol? Ini Jawabannya

oleh
oleh
Selain Diabetes, IDI Purworejo Sebut Beragam Dampak Buruk Mengonsumsi Gula Secara Berlebihan
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ pasja1000

Sorotmedia.com – Diabetes dan kolesterol tinggi adalah dua kondisi medis yang sering dianggap remeh tetapi memiliki dampak mematikan jika tidak ditangani secara serius.

Kedua penyakit ini sering kali muncul bersamaan dan membentuk lingkaran setan yang memperparah kondisi kesehatan seseorang.

Memahami mana yang lebih mematikan antara diabetes dan kolesterol tinggi sangat penting agar masyarakat bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Diabetes mellitus dan kolesterol tinggi menurut pafitangerangkota.org adalah dua dari sekian banyak penyakit kronis yang saling berhubungan dan bisa memperparah satu sama lain.

Penderita diabetes umumnya mengalami gangguan metabolisme lipid, yang menyebabkan kadar trigliserida meningkat dan kolesterol baik (HDL) menurun secara signifikan.

Kondisi ini menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lebih rentan terhadap kerusakan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Namun, berbagai studi terkini menunjukkan bahwa kadar kolesterol remnan — jenis kolesterol yang tersisa dalam darah setelah makan — dapat memengaruhi tingkat kematian pada penderita diabetes.

Menariknya, kolesterol remnan yang terlalu rendah justru dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian, sedangkan kadar sedang menunjukkan efek perlindungan terhadap komplikasi kardiovaskular.

Sementara itu, kolesterol tinggi yang berdiri sendiri juga bisa berbahaya karena tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga seseorang mengalami serangan jantung atau stroke.

Di sinilah letak bahayanya — banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kadar kolesterol tinggi sampai terjadi kejadian medis yang serius.

Jika digabungkan, diabetes dan kolesterol tinggi menjadi kombinasi yang sangat mematikan.

Gula darah tinggi dalam jangka panjang merusak lapisan dalam pembuluh darah, yang kemudian mempercepat proses penumpukan plak akibat kolesterol LDL (kolesterol jahat).

Plak ini menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung maupun stroke iskemik.

Oleh karena itu, seseorang yang sudah menderita diabetes sangat disarankan untuk juga mengontrol kadar kolesterolnya, bahkan jika belum memiliki riwayat penyakit jantung.

Obat-obatan seperti statin sering direkomendasikan dokter untuk pasien diabetes sebagai langkah preventif dalam menurunkan kolesterol LDL.

Namun, intervensi medis seperti ini seharusnya dibarengi dengan perubahan gaya hidup yang berkelanjutan agar efek pengobatan lebih optimal.

Langkah pencegahan yang terbukti efektif termasuk mengurangi konsumsi lemak jenuh, meningkatkan asupan serat, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 150 menit per minggu.

Pola makan sehat, seperti diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), sudah terbukti mampu menurunkan risiko gabungan dari kedua penyakit tersebut.

Di sisi lain, fluktuasi kadar kolesterol baik (HDL) juga dapat memengaruhi risiko kematian non-kardiovaskular pada penderita diabetes tipe 2.

Semakin tinggi variasi dari kadar HDL, semakin besar risiko seseorang mengalami kematian akibat sebab non-jantung seperti infeksi atau penyakit lain yang disebabkan sistem imun melemah.

Artinya, stabilitas kadar lemak darah sama pentingnya dengan kadarnya itu sendiri dalam menentukan risiko komplikasi jangka panjang.

Kondisi psikologis seperti stres kronis, kurang tidur, dan gaya hidup sedenter juga menjadi faktor pendukung meningkatnya risiko kedua penyakit ini.

Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap deteksi dini kolesterol dan diabetes masih tergolong rendah.

Banyak orang baru menyadari pentingnya pemeriksaan laboratorium setelah gejala berat muncul, padahal fase awal penyakit ini bisa dikendalikan dengan perubahan gaya hidup sederhana.

Maka dari itu, kampanye edukasi publik mengenai bahaya gabungan diabetes dan kolesterol harus digencarkan, khususnya di komunitas urban dan semi-urban.

Institusi pelayanan kesehatan juga diharapkan tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pada promosi kesehatan dan skrining rutin bagi masyarakat berisiko tinggi.

Dari semua fakta yang ada, bisa disimpulkan bahwa baik diabetes maupun kolesterol tinggi adalah dua sisi dari koin yang sama, keduanya dapat mematikan jika diabaikan, dan kombinasi keduanya bisa mempercepat kematian secara signifikan.

Namun, dengan kesadaran yang meningkat, pengobatan yang tepat, dan gaya hidup yang lebih sehat, risiko ini bisa ditekan dan kualitas hidup penderita dapat meningkat secara signifikan.***

Visited 6 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.