Jawabannya adalah tergantung kebijakan pihak bank atau finance, tetapi kebanyakan masih bisa dengan pemotongan harga OTR atau plafon.
STNK mati tetap bisa digunakan untuk menggadaikan BPKB. Namun, kondisi ini dapat menurunkan besaran plafon atau jumlah pinjaman yang bisa diberikan oleh pihak bank atau lembaga keuangan.
Update terbaru: Untuk STNK yang mati karena tidak bayar pajak 5 tahunan (tidak ganti kaleng), maka STNK yang mati seperti ini tidak dapat diterima. Sedangkan jika mati karena tidak bayar pajak di luar jadwal 5 tahunan, maka masih bisa diproses. Contoh, tidak bayar pajak 4 tahun di luar ganti kaleng, maka masih bisa diterima dengan kosekuensi pengajuannya akan dikurangi. Sedangkan STNK yang mati karena selama 1 bulan karena tidak bayar pajak 5 tahunan atau tidak ganti kaleng, maka tidak dapat diproses.
Besarannya berbeda-beda tergantung pada kebijakan masing-masing institusi, namun umumnya berkisar mulai dari 500 ribu hingga lebih besar lagi.
Besaran ini dipengaruhi oleh seberapa besar pajak dan denda yang belum dibayarkan.
Pajak kendaraan bermotor yang belum dilunasi menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian besaran pinjaman.
Jika pajak dan denda yang belum dibayarkan cukup besar, lembaga keuangan mungkin akan menurunkan nilai plafon pinjaman. Hal ini untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.
Setiap lembaga keuangan memiliki kebijakan yang berbeda-beda terkait penerimaan BPKB dengan STNK mati.
Ada yang memberikan toleransi lebih tinggi, namun ada juga yang sangat ketat dalam hal ini.
Penting bagi pemilik kendaraan untuk memahami kebijakan lembaga keuangan yang dituju sebelum mengajukan pinjaman.
Selain itu, penting untuk memperhatikan kondisi kendaraan secara keseluruhan.
Kendaraan yang dalam kondisi baik dan terawat cenderung mendapatkan penilaian yang lebih baik dari lembaga keuangan.
Ini juga dapat mempengaruhi besaran pinjaman yang diberikan meskipun STNK dalam kondisi mati.
Lembaga keuangan biasanya akan melakukan penilaian menyeluruh terhadap kendaraan sebelum memberikan pinjaman.
Hal ini meliputi pengecekan fisik kendaraan, kondisi mesin, dan kelengkapan dokumen. STNK mati bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penilaian ini.
Bagi pemilik kendaraan yang ingin menggadaikan BPKB dengan STNK mati, ada baiknya untuk terlebih dahulu mencoba menyelesaikan tunggakan pajak.
Ini bisa membantu dalam mendapatkan nilai pinjaman yang lebih tinggi dan mengurangi risiko penolakan dari lembaga keuangan.
Lembaga keuangan juga biasanya memberikan saran kepada pemilik kendaraan mengenai cara terbaik untuk mengatasi STNK mati.
Beberapa di antaranya mungkin menawarkan solusi pembayaran pajak tertunda sebagai bagian dari proses pengajuan pinjaman.
Penting juga untuk melakukan perbandingan antara beberapa lembaga keuangan sebelum memutuskan untuk menggadaikan BPKB.
Setiap lembaga memiliki kebijakan dan tingkat bunga yang berbeda, sehingga memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan bisa sangat membantu.
Selain itu, perlu diketahui bahwa proses pengajuan pinjaman dengan BPKB membutuhkan waktu dan persiapan dokumen yang cukup.
Pastikan semua dokumen lengkap dan kondisi kendaraan dalam keadaan baik untuk memperlancar proses ini.
Lembaga keuangan biasanya akan meminta dokumen pendukung seperti KTP, KK, dan bukti kepemilikan kendaraan.
Pastikan semua dokumen tersebut dalam keadaan lengkap dan tidak ada yang tertinggal.
Proses penilaian dan pencairan pinjaman bisa memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari tergantung pada kebijakan lembaga keuangan.
Selama menunggu, penting untuk tetap berkomunikasi dengan pihak lembaga keuangan untuk memastikan semua proses berjalan lancar.