Apakah Berhubungan via Jalur Belakang Aman bagi Kesehatan? Ini Penjelasan Ahli

oleh
oleh
Apakah Berhubungan via Jalur Belakang Aman bagi Kesehatan
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ AlexAntropov86

Sorotmedia.com – Praktik hubungan intim melalui jalur belakang atau an4l s3ks masih menjadi topik yang penuh perdebatan dari sisi medis dan sosial.

Seiring meningkatnya keterbukaan informasi, masyarakat mulai mempertanyakan dampak sebenarnya dari hubungan intim jalur belakang terhadap kesehatan.

Namun, penting bagi publik untuk memahami aspek medis secara utuh sebelum mengambil keputusan terkait praktik ini.

Hubungan intim melalui jalur belakang memang banyak dilakukan oleh pasangan, baik heteroseksual maupun homoseksual, sebagai variasi aktivitas seksual.

Namun, dari sisi kesehatan, para ahli mengingatkan bahwa praktik ini memiliki risiko tertentu yang perlu dipertimbangkan secara serius.

Dalam dunia medis, saluran anus sejatinya bukan diciptakan untuk aktivitas penetrasi berulang seperti pada saluran vagina.

Dinding rektum yang lebih tipis dan tidak elastis meningkatkan risiko terjadinya luka robekan, pendarahan, bahkan infeksi.

Menurut laporan dari Mayo Clinic, hubungan an3l tanpa perlindungan dapat menyebabkan iritasi serius hingga infeksi menular seksual seperti HIV, HPV, dan herpes.

Hal ini disebabkan karena jaringan rektal yang rapuh membuat virus dan bakteri lebih mudah masuk ke dalam aliran darah.

Bahkan dengan penggunaan kondom, risiko infeksi tetap tidak sepenuhnya hilang, meskipun memang dapat menurunkan kemungkinan penularan.

Selain itu, ketidakwaspadaan dalam melakukan aktivitas ini juga bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti inkontinensia tinja akibat kerusakan otot anus.

Kondisi ini berujung pada ketidakmampuan seseorang untuk menahan buang air besar dengan normal.

Dalam panduan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penggunaan pelumas berbahan dasar air sangat disarankan untuk mengurangi risiko luka pada dinding anus saat berhubungan.

Namun demikian, tetap ada kemungkinan iritasi dan infeksi meskipun telah menggunakan pelumas dan kondom secara bersamaan.

Dari sudut pandang kebersihan, saluran anus adalah area yang dipenuhi bakteri, terutama Escherichia coli (E.coli), yang bisa menyebabkan infeksi serius apabila berpindah ke organ lain seperti saluran kemih.

Oleh sebab itu, praktik bergantian antara an3l dan vaginal s3ks tanpa pembersihan yang benar sangat tidak dianjurkan oleh kalangan medis.

Beberapa orang melaporkan bahwa hubungan jalur belakang dapat memberikan sensasi berbeda dan meningkatkan kepuasan seksual.

Namun, para dokter menegaskan pentingnya komunikasi yang baik antar pasangan, penggunaan pelindung, serta persiapan matang demi mengurangi risiko kesehatan.

Dalam laporan dari Healthline, disebutkan bahwa beberapa individu yang terbiasa melakukan hubungan 4nal mengalami pelebaran otot sfingter anus dalam jangka panjang.

Meskipun kondisi ini dapat reversibel dalam beberapa kasus, tetap ada kemungkinan efek permanen yang mengganggu fungsi normal anus.

Dari sisi psikologis, hubungan intim jalur belakang dapat menimbulkan trauma emosional apabila dilakukan tanpa persetujuan penuh atau rasa nyaman antar pasangan.

Konselor kesehatan seksual menekankan pentingnya persetujuan, kepercayaan, dan saling menghargai batasan dalam setiap aktivitas seksual, termasuk 4nal s3ks.

Sebagian besar praktisi medis menilai bahwa edukasi menyeluruh tentang potensi risiko dan tindakan pencegahan adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan dalam praktik ini.

Mereka mengingatkan bahwa menjaga kebersihan, menggunakan pelindung, memilih posisi yang aman, dan berkomunikasi secara terbuka adalah langkah-langkah minimal yang harus dilakukan.

Namun, dalam kondisi tertentu, seperti adanya penyakit radang usus, wasir, atau luka di area rektal, hubungan melalui jalur belakang sebaiknya dihindari karena memperbesar risiko komplikasi.

Dalam tinjauan akademik terbaru di Journal of Sexual Medicine, disebutkan bahwa meskipun beberapa pasangan dapat berhubungan via jalur belakang tanpa mengalami masalah kesehatan serius, tetap diperlukan pemahaman mendalam terhadap kondisi tubuh masing-masing.

Pemeriksaan rutin ke dokter, terutama apabila mengalami rasa sakit, pendarahan, atau perubahan fungsi buang air besar setelah aktivitas ini, sangat disarankan.

Secara umum, an4l s3ks bukanlah praktik yang “berbahaya” jika dilakukan dengan cara yang aman, persiapan yang benar, dan komunikasi terbuka antar pasangan.

Namun, menurut pafikotabitung.org, potensi risiko kesehatan yang melekat membuatnya tetap perlu dilakukan dengan kehati-hatian ekstra.

Bagi pasangan yang mempertimbangkan praktik ini, konsultasi dengan dokter atau konselor seksual berlisensi bisa menjadi langkah bijak untuk mendapatkan informasi yang lebih personal dan relevan.

Mengedepankan edukasi, bukan sekadar mengikuti tren, menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.***

Visited 3 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.