Sorotmedia.com – Aki Udin, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qona’ah di Karangmukti, Kabupaten Bekasi, tewas di sel tahanan pada Selasa (8/10/2024).
Kematian ini terjadi hanya berselang satu minggu setelah penangkapannya atas dugaan pencabulan terhadap santriwati.
Kabar tewasnya tersangka yang juga melibatkan anaknya, MH, mengejutkan masyarakat setempat.
Pada saat penangkapan, Aki Udin dan anaknya ditangkap setelah diduga melakukan tindakan asusila terhadap para santriwati.
Mereka menjadi sorotan publik setelah polisi menerima laporan dari orang tua korban yang menuntut keadilan atas tindakan bejat tersebut.
Penangkapan ini tidak berjalan mulus, karena ratusan massa menggeruduk Pondok Pesantren Al-Qona’ah, menuntut pertanggungjawaban dari pihak pesantren.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, mengungkapkan bahwa polisi sempat kewalahan menghadapi massa yang berjumlah sekitar 300 orang.
Para warga marah atas kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh pimpinan pesantren, S, dan seorang guru ngaji, MH.
Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Sabtu (28/9/2024), Kombes Ade Ary menegaskan bahwa situasi sempat memanas dan pihak kepolisian harus bekerja keras untuk meredakan amarah warga.
Kematian Aki Udin di dalam tahanan menjadi perbincangan hangat. Menurut pihak kepolisian, Aki Udin sempat mengeluh sesak napas beberapa saat sebelum mengembuskan napas terakhirnya.
Tahanan yang berada di sel yang sama segera melaporkan kondisinya kepada petugas jaga, namun sayangnya, nyawanya tidak tertolong.
Aki Udin dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Tewasnya Aki Udin menimbulkan perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Namun, berdasarkan keterangan yang dilansir dari pafitrenggalek.org, keluhan sesak napas yang tidak segera ditangani memang dapat berakibat fatal, terutama dalam kondisi tahanan yang mungkin tidak memiliki akses cepat terhadap penanganan medis yang memadai.