Sorotmedia.com – Fenomena penggunaan kode angka dalam percakapan digital kembali menjadi perhatian setelah muncul istilah 599 PAP Nine Nine yang dinilai kurang pantas.
Istilah ini belakangan banyak ditemui di media sosial hingga aplikasi pesan singkat, terutama di kalangan remaja yang akrab dengan bahasa gaul internet.
Meski sekilas terlihat hanya angka biasa, makna tersembunyi dari istilah tersebut memunculkan kekhawatiran akan penyalahgunaan bahasa dalam komunikasi sehari-hari.
Penggunaan 599 PAP Nine Nine memiliki arti permintaan foto yang tidak senonoh.
Angka 5 disebut sebagai “five” yang dipelesetkan menjadi “PAP”.
Sementara 99 dibaca “nine nine” yang kemudian dimaknai sebagai “nenen” atau payudara.
Dengan demikian, kode ini dipakai sebagian orang untuk meminta konten pribadi yang bersifat vulgar.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana kreativitas bahasa digital tidak selalu mengarah pada hal positif.
Kode angka semacam ini menjadi cara sebagian pengguna internet menyamarkan maksud tidak pantas agar tidak mudah dikenali orang lain.
Dari sisi linguistik, penggunaan simbol angka sebagai pengganti kata bukanlah hal baru.
Sejak lama, bahasa gaul online memanfaatkan angka untuk menyingkat kata atau membuat makna tersembunyi, seperti “143” yang berarti “I love you”.
Namun, pergeseran makna ke arah negatif seperti pada 599 PAP Nine Nine memunculkan tantangan baru dalam literasi digital.
Konten berkode seperti ini seringkali beredar di ruang percakapan anak muda.
Akibatnya, orang tua maupun pendidik mungkin tidak segera menyadari potensi risiko yang ditimbulkan.
Dari perspektif etika digital, penggunaan istilah yang mengarah ke pornografi terselubung jelas berbahaya.
Tidak hanya mendorong perilaku komunikasi yang tidak sehat, tetapi juga bisa membuka jalan ke arah tindakan pelecehan di dunia maya.
Fenomena ini juga memperlihatkan bagaimana remaja kerap mencari jalan pintas untuk menyampaikan sesuatu yang tidak pantas tanpa terlihat vulgar secara eksplisit.
Di sisi lain, fenomena kode semacam ini memperkuat pentingnya edukasi literasi digital di kalangan masyarakat.
Dengan pemahaman yang baik, pengguna internet bisa lebih kritis saat menjumpai istilah gaul baru.
Selain itu, kesadaran mengenai bahaya penyalahgunaan bahasa juga perlu terus dibangun.
Ahli komunikasi digital menilai bahwa istilah 599 PAP Nine Nine tidak hanya sekadar bahasa gaul, melainkan sudah masuk ke ranah komunikasi yang tidak etis.
Hal ini bisa menormalisasi perilaku meminta foto pribadi yang tidak senonoh, khususnya di kalangan remaja.
Normalisasi tersebut berpotensi mendorong praktik pelecehan berbasis digital yang semakin marak dalam beberapa tahun terakhir.
Pakar keamanan siber juga mengingatkan bahwa kode semacam ini bisa menjadi pintu masuk ke kasus yang lebih serius.
Permintaan foto pribadi dengan dalih bahasa gaul bisa berujung pada penyalahgunaan data pribadi maupun pemerasan.