Sering Duduk Apakah Bisa Sebabkan Sakit Pinggang?

oleh
oleh
Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Wasir
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ wal_172619

Sorotmedia.com – Sakit pinggang kini menjadi keluhan umum di kalangan pekerja kantoran akibat kebiasaan duduk terlalu lama.

Fenomena ini tidak hanya mengganggu produktivitas, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.

Berbagai studi menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari berkontribusi besar terhadap meningkatnya kasus nyeri punggung bawah.

Dalam dunia kerja modern, duduk berjam-jam di depan komputer telah menjadi rutinitas yang tak terhindarkan.

Namun, kebiasaan ini menyimpan risiko kesehatan yang sering kali diabaikan.

Salah satu dampak paling umum adalah sakit pinggang, yang dapat berkembang menjadi kondisi kronis jika tidak ditangani dengan tepat.

Duduk dalam waktu lama, terutama lebih dari enam jam sehari, diketahui memberikan tekanan berlebih pada struktur tulang belakang.

Tekanan ini menyebabkan gangguan pada otot dan cakram intervertebralis di sekitar area pinggang.

Akibatnya, seseorang mulai merasakan nyeri tumpul atau tajam yang menjalar dari punggung bawah hingga ke paha atau betis.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa duduk diam selama berjam-jam tanpa diselingi aktivitas dapat meningkatkan risiko nyeri punggung bawah secara signifikan.

Risiko tersebut lebih tinggi pada individu yang tidak mengimbangi kebiasaan duduk dengan aktivitas fisik rutin.

Kondisi ini makin diperparah dengan postur tubuh yang tidak ergonomis selama bekerja.

Duduk membungkuk atau tanpa dukungan punggung memadai dapat mempercepat kerusakan cakram tulang belakang.

Dalam jangka panjang menurut pafidara.org, kebiasaan ini dapat memicu munculnya hernia nukleus pulposus (HNP), suatu kondisi ketika bantalan tulang belakang menekan saraf.

Sayangnya, banyak orang mengabaikan rasa sakit yang muncul di awal sebagai kelelahan biasa.

Padahal, gejala tersebut merupakan sinyal awal gangguan muskuloskeletal yang bisa berdampak serius.

Guna menghindari kondisi ini, diperlukan perubahan perilaku secara menyeluruh dalam rutinitas kerja.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki ergonomi meja dan kursi kerja.

Penggunaan kursi dengan sandaran punggung yang baik dan tinggi meja yang sesuai sangat penting untuk menjaga postur tubuh tetap ideal.

Selain itu, sangat disarankan untuk melakukan peregangan ringan setiap 30 hingga 60 menit sekali.

Peregangan ini bertujuan untuk mengendurkan otot yang tegang serta melancarkan aliran darah ke area pinggang dan kaki.

Latihan fisik seperti jalan kaki singkat di dalam kantor atau naik turun tangga juga bisa menjadi alternatif yang efektif.

Bagi mereka yang memiliki keluhan pinggang kronis, olahraga seperti Pilates atau berenang terbukti mampu membantu memperkuat otot inti.

Kedua jenis olahraga tersebut fokus pada stabilitas dan fleksibilitas otot tubuh, yang berperan penting dalam menopang tulang belakang.

Salah satu tren menarik yang mulai banyak diterapkan adalah praktik “adult tummy time”.

Kegiatan ini melibatkan posisi tengkurap selama beberapa menit setiap hari untuk memperbaiki postur dan mengurangi tekanan pada punggung bawah.

Meskipun terkesan sederhana, posisi ini membantu mengaktifkan otot-otot posterior yang jarang digunakan selama duduk.

Namun, setiap metode tentu memiliki batasan dan tidak semua orang cocok menerapkannya tanpa panduan ahli.

Maka dari itu, konsultasi dengan fisioterapis atau dokter spesialis ortopedi sangat dianjurkan bagi mereka yang sudah mengalami gejala sakit pinggang.

Di sisi lain, perusahaan juga memiliki peran dalam menjaga kesehatan karyawan melalui penyediaan fasilitas kerja yang mendukung postur sehat.

Beberapa perusahaan bahkan telah menerapkan kebijakan “standing meeting” atau rapat berdiri sebagai upaya mengurangi waktu duduk.

Langkah ini terbukti bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan, tetapi juga meningkatkan efisiensi rapat.

Kesadaran kolektif mengenai pentingnya mengurangi waktu duduk perlu terus disosialisasikan di lingkungan kerja dan pendidikan.

Dengan pendekatan yang menyeluruh, risiko sakit pinggang akibat duduk terlalu lama dapat ditekan secara signifikan.

Mengadopsi gaya hidup aktif dan postur duduk yang tepat adalah investasi jangka panjang untuk menjaga kualitas hidup dan produktivitas.

Sakit pinggang bukanlah konsekuensi yang harus diterima begitu saja dari rutinitas duduk yang panjang.

Melainkan, hal tersebut dapat dicegah melalui perubahan kebiasaan yang sederhana namun konsisten.***

Visited 6 times, 1 visit(s) today

No More Posts Available.

No more pages to load.