Sorotmedia.com – Perbedaan antara minuman beralkohol jenis spirits dan wine kerap menjadi pertanyaan banyak orang yang belum memahami karakteristik dan cara pembuatannya.
Minuman beralkohol bukanlah hal asing dalam dunia kuliner dan budaya di berbagai belahan dunia.
Namun, tidak sedikit orang yang masih menyamakan antara wine dan spirits karena sama-sama mengandung alkohol.
Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk diketahui, baik dari segi bahan baku, proses pembuatan, kadar alkohol, hingga cara penyajiannya.
Spirits atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai minuman suling, merupakan jenis minuman beralkohol dengan kadar alkohol tinggi yang umumnya dihasilkan melalui proses distilasi.
Distilasi atau penyulingan dilakukan setelah proses fermentasi, dengan tujuan untuk memisahkan alkohol dari campuran lainnya, sehingga menghasilkan minuman dengan konsentrasi alkohol yang lebih pekat.
Jenis-jenis spirits yang populer meliputi vodka, whiskey, rum, gin, tequila, dan brandy.
Setiap jenis spirits memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh bahan dasar dan proses penyulingannya.
Sebagai contoh, whiskey umumnya dibuat dari gandum atau barley, sedangkan rum berasal dari tebu atau molase.
Gin dikenal karena tambahan bahan botanikal seperti juniper berry, sedangkan tequila berbahan dasar agave.
Sementara itu, wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari hasil fermentasi buah anggur tanpa melalui proses penyulingan.
Fermentasi pada wine hanya melibatkan proses alami yang mengubah gula menjadi alkohol, sehingga kadar alkohol dalam wine cenderung lebih rendah dibandingkan spirits.
Umumnya, wine memiliki kadar alkohol antara 9–15 persen, sedangkan spirits bisa mencapai 35–50 persen atau bahkan lebih.
Wine terbagi menjadi beberapa jenis utama, seperti red wine (anggur merah), white wine (anggur putih), dan sparkling wine (anggur berbuih).
Perbedaan ini biasanya tergantung pada jenis anggur yang digunakan dan metode fermentasi yang diterapkan.
Anggur merah dibuat dengan kulit buah anggur tetap disertakan selama fermentasi, sementara anggur putih diproses tanpa kulit.
Dari segi penyajian, wine umumnya dinikmati dalam suhu kamar atau sedikit dingin tergantung jenisnya, dan disajikan dalam gelas khusus yang memungkinkan aroma dan rasa wine terdeteksi dengan baik oleh pencicip.
Wine sering kali menjadi pendamping hidangan tertentu seperti daging merah, ikan, atau keju, sesuai dengan jenis dan rasa yang dimiliki.
Sementara itu, spirits biasanya disajikan dalam porsi kecil karena kadar alkoholnya tinggi, bisa diminum langsung (neat atau on the rocks), atau dicampur dalam bentuk koktail.
Penggunaan spirits dalam dunia mixology sangat luas dan menjadi bahan utama dalam banyak resep minuman klasik dan modern.
Salah satu perbedaan mencolok lain antara wine dan spirits terletak pada proses pematangannya.
Wine biasanya mengalami proses aging dalam tong kayu ek (oak barrels) atau botol selama periode tertentu untuk mengembangkan rasa.
Sebaliknya, beberapa jenis spirits juga melalui proses aging, seperti whiskey dan rum, tetapi tidak semua spirits mengalami proses ini.
Misalnya, vodka dan gin umumnya tidak disimpan lama setelah penyulingan dan langsung dikemas.
Dari sisi budaya, wine lebih sering diasosiasikan dengan budaya Eropa, khususnya negara-negara seperti Prancis, Italia, dan Spanyol, yang memiliki tradisi panjang dalam produksi wine.
Spirits memiliki persebaran budaya yang lebih luas, seperti tequila dari Meksiko, sake dari Jepang (meskipun ini lebih mirip wine dari segi teknik), dan whiskey dari Skotlandia serta Irlandia.
Dalam konteks konsumsi, wine sering dikaitkan dengan momen santai, makan malam, atau perayaan kecil.
Sebaliknya, spirits kerap dikaitkan dengan suasana pesta, bar, atau perayaan besar yang lebih meriah.
Namun, perkembangan tren konsumsi global saat ini membuat keduanya semakin fleksibel dalam penggunaannya.
Perbedaan lainnya juga muncul dari segi harga dan eksklusivitas.
Wine memiliki rentang harga yang sangat luas tergantung pada vintage, jenis anggur, dan reputasi produsen.
Spirits pun demikian, terutama jenis-jenis premium yang telah disimpan puluhan tahun dan diproduksi secara terbatas.
Namun, perbedaan harga tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas, karena selera konsumen tetap menjadi penentu utama.
Secara umum, memahami perbedaan antara wine dan spirits tidak hanya penting bagi penikmat minuman beralkohol, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami budaya minum di berbagai tempat.
Dengan pengetahuan ini, seseorang bisa lebih bijak dalam memilih jenis minuman yang sesuai dengan momen dan suasana yang diinginkan.
Kesimpulannya, spirits dan wine adalah dua kategori minuman beralkohol yang memiliki karakteristik, cara pembuatan, kadar alkohol, serta budaya konsumsi yang berbeda.
Keduanya sama-sama memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, namun penyajiannya harus disesuaikan dengan konteks serta dikonsumsi secara bertanggung jawab.
Perlu diingat, kedua minuman ini tidak dijual secara bebas dan harus dibeli di liquor store serta legal.***

