Ukuran Per CVT Standar Mio Berapa?
Ukuran per CVT standar Mio berapa? Mio menjadi salah satu varian motor metik yang pernah jadi raja penjualan di Indonesia. Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai per CVT-nya.
Sorotmedia.com – Punya motor Mio? Mio adalah salah satu varian
motor metik dari Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Motor yang satu ini
adalah varian motor di keluarga 125 series yakni bersama dengan X Ride 125,
FreeGo 125, Gear 125, hingga Fino 125.
Bahas sedikit mengenai
eksistensi Mio, motor yang satu ini menjadi pionir motor matic di Indonesia
(dulu kelasnya di angka 110 – 115 cc).
Menariknya adalah
segmen motor matic terbilang cukup menajak, di mana dulu stigma motor matic
adalah untuk wanita saja.
Sedangkan kini, motor
matic sudah lumrah digunakan oleh kaum adam, hanya saja memang untuk sekarang,
segmen motor matic masih dikuasai oleh Astra Honda Motor dengan varian Beat
hingga Scoopy-nya (meski Yamaha melawan dengan varian Nmax 155 hingga Aerox
155).
Setelah sebelumnya
sudah dibahas mengenai ukuran per CVT Beat karbu, mari kita bahas mengenai per
CVT Mio.
Ukuran Per CVT Standar Mio
Ukuran per CVT standar
Mio adalah sekitar 800 RPM atau masih di bawah 1000 RPM. Sebenarnya, RPM
sendiri adalah satuan untuk menghitung banyaknya putaran dalam satu menit.
RPM atau revolutions
per minute (revolusi per menit) yang bisa disebut juga sebagai rotation per
minute ini bukan satuan yang baku untuk mengukur tingkat kekerasan suatu pegas.
Diduga kuat, RPM ini
menjadi indikasi di angka RPM berapa per CVT bisa bekerja di puli belakang
untuk bisa menggerakan roda belakang agar bisa berputar.
Pada dasarnya,
kebanyakan motor matic memang memiliki ukuran per CVT di bawah 1000 RPM.
Namun jika kita
mengecek, tak jarang ada yang per CVT-nya lebih keras padahal sama-sama diklaim
berukuran 800 RPM.
Tetapi yang jelas, per
CVT berukuran 1000 RPM akan lebih keras dari yang 800 RPM. Pun begitu per CVT
yang 1500 RPM akan lebih keras dari yang 1500 RPM.
Efek Ganti Per CVT ke Yang Lebih Keras
Banyak yang tergiur
untuk menggunakan per CVT ke yang lebih keras karena memiliki keunggulan
seperti:
- Membuat tarikan bawah jadi lebih bertenaga
- Menghilangkan gredeg di CVT
Namun kelebihan
tersebut bisa saja tidak tercapai dan malah membuat motor punya keluhan
seperti:
- Roller jadi lebih cepat aus
- Vbelt jadi lebih cepat aus
- CVT lebih panas
- Putaran atas ngempos, putaran bawah lemot
- Bagian puli belakang jadi lebih cepat aus
Intinya, mengubah
ukuran per CVT ini harus sesuai dengan spek mesin, jadi jika mesin standaran di
jejali per CVT sebesar 2000 RPM (misalnya), maka efeknya mesin motor malah jadi
berat dan bikin komponen di dalam CVT jadi mudah aus.
Ciri Per CVT Lemah
Selain mengganti per
CVT untuk dimodifikasi, owner motor Mio juga akan mengganti per CVT jika memang
per CVT sudah lemah dan harus diganti.
Adapun ciri dari per
CVT yang lemah adalah sebagai berikut:
- Akselerasi putaran bawah jadi loyo dan kurang responsif
- Motor sering bergetar atau gredeg, padahal sebelumnya tidak gredeg di bagian CVT
Jadi jika ada dua
tanda di atas + CVT sudah digunakan dalam jangka waktu lama (misal lebih dari
20.000 Km), maka sudah saatnya cek per CVT dan ganti jika perlu.